KYIV - Serangan rudal balistik Rusia di Kryvyi Rih, kampung halaman Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai puluhan orang, Jumat, 4 April 2025. Korban yang tewas termasuk sembilan anak-anak.
Pejabat setempat mengatakan, rudal balistik Rusia memborbardir daerah permukiman di kota yang berjarak sekitar 70 km dari garis depan di Ukraina timur dengan populasi 600.000 jiwa itu. Foto yang beredar menunjukkan sedikitnya satu korban tergeletak di taman bermain anak-anak. Sementara ada video menunjukkan sebagian besar blok apartemen 10 lantai hancur dan korban tergeletak di jalan.
Serangan yang terjadi pada Jumat sore itu merupakan salah satu yang paling mematikan di Kryvyi Rih, sejak Rusia melakukan invasi besar-besaran pada tahun 2022. Serangan ini juga terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendorong gencatan senjata.
Presiden Ukraina Zelensky dalam posting di media sosialnya mengatakan, sedikitnya lima bangunan di kota asalnya itu rusak dalam serangan tersebut. Menurutnya, serangan itu membuktikan Rusia tidak menginginkan gencatan senjata.
"Hanya ada satu alasan mengapa ini terus berlanjut. Rusia tidak menginginkan gencatan senjata dan kami melihatnya," tulisnya, dilansir dari BBC, Sabtu (5/4/2025).
Sementara Kepala Pertahanan Kryvyi Rih, Oleksandr Vilkul, mengatakan serangan yang menyasar kawasan permukiman itu melukai banyak orang dan menyebabkan korban tewas.
"Rudal itu meledak di udara dan melukai lebih banyak orang. Anak-anak tewas di dekat taman bermain."
Setelah serangan itu, dia juga menerima laporan lebih banyak ledakan terjadi. Kryvyi Rih diserang pesawat nirawak massal yang memicu kebakaran di sedikitnya empat lokasi. Serangan ini mengakibatkan seorang perempuan tua tewas terbakar di rumah sedangkan lima orang lainnya terluka.
Kepala Wilayah Dnipropetrovsk tempat Kryvyi Rih berada, Serhii Lysak, mengatakan, lebih dari 40 orang dirawat karena luka-luka akibat serangan rudal Rusia. Korban termuda baru berusia tiga bulan.
Rusia Klaim Targetkan Pertemuan Komandan Unit
Sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim, serangan rudal berpresisi tinggi itu menargetkan pertemuan komandan unit dan instruktur Barat di sebuah restoran, dan mengakibatkan 85 orang tewas. Namun, kementerian itu tidak memberikan bukti.
Merespons klaim tersebut, militer Ukraina mengatakan Rusia telah menyebarkan informasi palsu untuk mencoba menutupi kejahatannya. Moskow telah menembakkan rudal balistik Iskander-M dengan hulu ledak klaster untuk memaksimalkan korban.
Sebelum serangan Rusia, kepala militer dari Inggris dan Prancis bertemu Zelensky di Kyiv. Pertemuan itu untuk membahas rencana pasukan penjaga perdamaian asing yang akan ditempatkan di Ukraina, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Namun, belum ada tanda-tanda kekerasan akan mereda.
Rusia juga menyerang Kryvyi Rih awal pekan ini, tepatnya sebuah gedung di pusat kota yang menewaskan empat orang. Semetara pada hari Kamis lalu, serangan drone Rusia di kota Kharkiv di timur laut juga menewaskan lima orang warga sipil.
Prancis dan Inggris menuduh Rusia menunda-nunda kesepakatan perdamaian dengan Ukraina. Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan kepada wartawan di pertemuan puncak NATO di Brussels, pemimpin Rusia bisa saja menerima gencatan senjata sekarang, tetapi malah terus membombardir Ukraina dan mengakibatkan penduduk sipil menjadi korban.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Rusia mengetahui posisi Amerika. "Kita akan segera tahu dari jawaban mereka apakah mereka serius untuk melanjutkan perdamaian atau hanya menggunakan taktik menunda," ujarnya. I ins
COMMENTS