SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) akan mengirim dua menteri bidang ekonomi ke Amerika Serikat (AS) untuk memulai negosiasi soal tarif perdagangan yang baru saja diberlakukan Presiden Donald Trump.
Dikutip dari Bloombetg Senin, 21 April 2025, dua pejabat tinggi yang akan berangkat ke Washington adalah Menteri Perindustrian Ahn Duk-geun dan Menteri Keuangan Choi Sang-mok. Mereka dijadwalkan terbang untuk bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer pada hari Rabu waktu Korea.
"Pertemuan ini diadakan atas permintaan Amerika, dan kami sedang menyusun jadwal serta agenda diskusi," ujar Kementerian Perindustrian Korsel dalam pernyataan resminya pada hari Minggu.
Korsel menjadi salah satu negara pertama yang akan berunding dengan AS setelah Presiden Trump memberlakukan kebijakan tarif baru terhadap mitra dagangnya. Negara ini terkena tarif umum sebesar 25 persen, namun sementara waktu diturunkan menjadi 10 persen untuk masa 90 hari. Selain itu, Korea juga menghadapi tarif 25 persen atas ekspor mobil, baja, dan aluminium.
Kunjungan Ahn ini menyusul pertemuan antara Jepang dan AS pekan lalu. Meski belum menghasilkan penghapusan tarif, diskusi lanjutan dijadwalkan berlangsung akhir bulan ini, menurut kepala negosiator Jepang, Ryosei Akazawa.
Pejabat Korsel juga bersiap jika Trump tiba-tiba ikut hadir dalam negosiasi, seperti yang ia lakukan saat bertemu dengan delegasi Jepang. Saat itu, Trump menyebut telah terjadi “kemajuan besar” dalam pembicaraan.
Pemerintah Korsel kini tengah menyiapkan beberapa proposal untuk meredakan ketegangan dagang dan mengurangi surplus perdagangan dengan AS. Beberapa topik yang mungkin dibahas termasuk kerja sama pembangunan kapal, proyek jaringan pipa Alaska, serta pembagian biaya pertahanan.
Korsel merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap kebijakan proteksionis karena perekonomiannya sangat bergantung pada ekspor. Bahkan sebelum tarif baru diberlakukan, ekonomi Korea sudah melemah akibat krisis politik menyusul keputusan darurat militer dari mantan Presiden Yoon Suk Yeol pada Desember lalu.
Bank Sentral Korea juga mempertahankan suku bunga minggu lalu, sambil memperingatkan bahwa ekonomi berisiko mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal pertama tahun ini.
“Rasanya seperti kita tiba-tiba memasuki terowongan gelap,” kata Gubernur Bank Sentral, Rhee Chang-yong, dalam konferensi pers setelah pengumuman kebijakan itu. I rm
COMMENTS