BOGOR - Misteri sosok yang terlibat pemotongan dana kompensasi sopir angkot masih dipertanyakan.
Dedi Mulyadi pun mempertemukan Dishub bernama Dadang Kosasih dan sopir angkot.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mempertemukan Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, dan seorang sopir angkot bernama Emen, untuk mengklarifikasi soal dugaan pemotongan dana kompensasi bagi sopir angkot.
Konfrontasi tersebut terekam dalam sebuah video yang diunggah Dedi melalui akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71, Senin (7/4/2025).
Dalam video itu, Dedi mempertanyakan langsung siapa sebenarnya yang memotong uang bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk sopir angkot.
Sebelumnya, Emen menyebut ada potongan sebesar Rp 200.000 dari dana kompensasi sebesar Rp 1 juta yang disalurkan kepada sopir angkot agar tidak beroperasi selama arus mudik.
Namun, saat dikonfrontasi oleh Dedi, Emen menyebut bahwa pemotongan dilakukan oleh Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU), bukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor.
“Pak Dadang itu ikut menikmati atau tidak?,” tanya Dedi.
“Tidak, Pak,” jawab Emen.
“Yang benar adalah?”
“KKSU,” lanjut Emen.
Dedi kemudian memastikan kembali ke Dadang, apakah Dishub Kabupaten Bogor terlibat dalam penyaluran dana tersebut..
“Waktu penyerahan, Dishub Bogor tidak dilibatkan. Hanya Dishub Provinsi. Kita hanya menyaksikan simbolis di Polres,” jelas Dadang.
Dedi pun menegaskan bahwa tidak ada pungutan liar oleh Dishub Bogor.
“Pungutan liar yang dilakukan Dishub Bogor tidak pernah ada. Yang ada adalah pungutan yang dilakukan oleh KKSU dan uangnya dinikmati oleh mereka,” kata Dedi.
Emen mengungkapkan, uang kompensasi sebesar Rp 4 juta diserahkan kepada Ketua KKSU bernama Nandar di basecamp.
Dalam kesempatan yang sama, Dedi juga mengungkap adanya dugaan pungutan lain di jalur Cibedug sebesar Rp 250.000.
Uang tersebut, menurut informasi yang ia peroleh, digunakan sebagai “jaminan” agar sopir tetap bisa beroperasi meski sebenarnya seharusnya diliburkan.
“Ini kita tidak merekayasa. Ini fakta. Kalau benar katakan benar, kalau tidak, katakan tidak,” tegas Dedi.
Ia pun meminta Polres Bogor untuk menindaklanjuti temuan tersebut karena dugaan praktik serupa bisa saja terjadi di wilayah lain. I trb
COMMENTS