SEOUL - Pemadam kebakaran yang menggunakan helikopter berjuang keras untuk mengendalikan kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Korea Selatan yang melanda Provinsi Gyeongsang Utara.
Hingga Kamis, jumlah korban tewas akibat kebakaran ini mencapai 26 orang, sementara 30 lainnya mengalami luka-luka.
Sejak Jumat lalu, gelombang kebakaran hutan telah menghancurkan wilayah tersebut, dengan sekitar 36.000 hektare lahan hutan terbakar, menurut data pemerintah.
Angka ini hampir 13.000 hektare lebih luas dibandingkan kebakaran di pantai timur pada tahun 2000 yang saat itu dianggap sebagai kebakaran hutan terparah dalam sejarah Korea Selatan, dengan kerusakan mencapai 23.794 hektare.
Sekitar 37.000 orang terpaksa mengungsi, termasuk 29.911 warga di wilayah Uiseong dan Andong di Provinsi Gyeongsang Utara.
Pada hari yang sama, Presiden Sementara Han Duck-soo menginstruksikan Menteri Dalam Negeri Sementara Ko Ki-dong untuk tinggal di Provinsi Gyeongsang Utara dan memimpin upaya bantuan bagi para korban hingga kebakaran dapat dikendalikan.
"Sangat mengkhawatirkan bahwa banyak korban adalah lansia, termasuk pasien di rumah sakit perawatan," ujar Han.
"Tolong pastikan kesehatan dan keselamatan para korban secara langsung di lapangan, serta aktifkan sistem dukungan yang efisien agar petugas pemadam kebakaran dan relawan tidak kelelahan," tambahnya.
Di Provinsi Gyeongsang Utara, pihak berwenang melanjutkan upaya untuk membatasi penyebaran kebakaran hutan.
Pejabat kehutanan mulai mengerahkan helikopter, mobil pemadam kebakaran, dan personel pemadam pada pukul 06.30 pagi untuk memadamkan api yang bermula di Kabupaten Uiseong, sekitar 180 kilometer tenggara Seoul, pada Sabtu lalu. Kebakaran dengan cepat menyebar akibat angin kencang.
Badan meteorologi memperkirakan curah hujan sekitar 5 mm akan turun di Provinsi Gyeongsang Utara, yang diharapkan dapat membantu upaya pemadaman.
Kebakaran hutan di provinsi tersebut diperkirakan telah menewaskan 21 orang, termasuk empat di Andong -- kota yang menjadi rumah bagi Desa Rakyat Hahoe, Situs Warisan Dunia UNESCO -- dan delapan lainnya di Kabupaten Yeongdeok.
Kebakaran hutan di sekitar Desa Hahoe dan Akademi Konfusianisme Byeongsan Seowon, yang juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO di Andong, mulai menunjukkan tanda-tanda mereda pada malam hari.
Seorang pejabat kehutanan menyatakan bahwa helikopter pemadam telah disiagakan untuk dikerahkan ke daerah tersebut, namun kondisi cuaca di pagi hari diperkirakan akan menyulitkan proses penerbangan.
Di Andong, pasokan air bersih terputus selama dua hari berturut-turut, sehingga pemerintah kota harus mendistribusikan air kemasan dan bantuan darurat kepada warga.
Hampir 2.500 rumah di kota tersebut mengalami pemadaman listrik, dan hingga saat ini petugas masih berupaya memulihkan pasokan listrik ke 177 rumah yang terdampak.
Kabupaten Yeongdeok yang berdekatan juga mengalami gangguan air dan listrik setelah sebuah pabrik pemurnian air terbakar, jaringan listrik ke pabrik lainnya terputus, dan gardu listrik tidak dapat beroperasi.
Layanan komunikasi di wilayah itu juga sempat terputus pada malam hari sebelum akhirnya dipulihkan pada Kamis pagi.
Lebih dari 33.000 orang di provinsi tersebut telah mengungsi, dengan sekitar 15.400 di antaranya masih belum bisa kembali ke rumah. Sementara itu, diperkirakan sebanyak 2.448 rumah mengalami kerusakan akibat kebakaran hutan ini. I tar
COMMENTS