MEMULIAKAN tamu adalah tanda orang beriman. Dalam arti, seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya memuliakan tamu.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)
Begitulah rumah seorang yang beriman. Di dalamnya turun rahmat Allah dan berbagai keberkahan dari langit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :"Jika Allah menginginkan kebaikan terhadap satu kaum, maka Allah akan memberikan hadiah kepada mereka."
Para sahabat bertanya, "Hadiah apakah itu, ya Rasulallah ?".
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Tamu akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan menghapus dosa-dosa penghuni rumah."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Rumah yang tidak dimasuki tamu (tidak ada tamu), maka Malaikat Rahmat tidak akan masuk kedalamnya."
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Tamu adalah penunjuk jalan menuju surga."
Namun, memuliakan tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik.
Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya:
فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?'” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)
Wallahu 'alam
COMMENTS