KONFRONTASI- Dalam dialog di markas Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) semalam, Ketua Umum PB-HMI Bagas Kurniawan mengatakan pembangunan ekonomi dan program beasiswa pendidikan tinggi lanjutan masih berpihak pada kelas menengah ke atas yang mapan, dan makin tidak adil bagi kaum masyarakat bawah. Dalam hal ini, Tokoh Gerakan Kebangsaan dan Mantan Ketua Fraksi Bintang Reformasi di DPR-RI Bursah Zarnubi dan akademisi Universitas Paramadina Herdi Sahrasad mengingatkan bahwa tradisi intelektualisme dan aktivisme HMI harus diperkuat dan semestinya tidak boleh memudar, dan harus diperdalam secara berkelanjutan sebab HMI bukan organisasi politisi/bisnis melainkan organisasi perjuangan bagi kaum muda dan terpelajar untuk memimpin masyarakat yang lemah dan tertindas, dalam menapak ke depan.
‘’ HMI adalah organisasi untuk
menggembleng para pemimpin muda menuju masa depan, harus
kuat tradisi intelektualisme dan aktivismenya, jangan praktis-pragmatis
semata sebab akan melemah dan merosot. Saya menyadari bahwa pesan ini masuk
telinga kanan keluar telinga kiri di kalangan HMI, tapi harus
kusampaikan.Sejaran Islam adalah sejarah perjuangan bagi kemanusiaan, keadilan
dan kebebasan, ’’kata Bursah Zarnubi, putra Palembang dan mantan Ketua HMI Jakarta
yang dipenjara Orde Baru.
‘’ Apapun masalahnya, apapun kesulitannya,
Tanpa tradisi intelektualisme & aktivisme yang kuat tak akan muncul Prof
Nurcholish Madjid, Prof Lafran Pane dan Buya Prof Ahmad Safii Maarif, semuanya
hidup sahaja dan menjadi obor menuju modernisasi dan perubahan serta berjuang
bagi keadilan, kemanusiaan (Humanisme) dan demokrasi,’’ kata Herdi Sahrasad, associate professor pada
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Paramadina yang di masa silam, biasa direpresi/diintimidasi
Orde Baru.
Dalam dialog di markas Perkumpulan
Gerakan Kebangsaan (PGK) Jatibening itu, ditegaskan bahwa prinsip-prinsip utama
demokrasi yang paling penting harus diperkuat yakni tegaknya rule of law, kebebasan,
checks and balances, pembangunan ekonomi yang adil dan inklusif, keadilan social dan kesejahteraan umum, dan kemerdekaan
rakyat dari segala tekanan/represi dalam
memperjuangkan setiap penyampaian aspirasi.
‘’ HMI harus bersikap kritis dan tumbuh
kuat sesuai khittahnya, NDP yang disusun Nurcholish Madjid. Ingat, yang abadi
adalah perubahan itu sendiri,’’kata Herdi Sahrasad, mantan aktivis PB-HMI yang
juga aktif bergumul di Indonesian Democracy Monitor (INDEMO) dan GP Ansor.
Bagi Bursah dan Sahrasad, keduanya tak pernah memikirkan masa depan mau jadi apa, dan menjalani hidup untuk menjadi dirinya sebagaimana apa adanya. ''Jangan silau pada harta dan kuasa, yang bikin banyak elite pada korupsi. Yang wajar aja,''kata Bursah.
''Iman, ilmu dan amal sangatlah krusial dan mendasar untuk jadi pegangan kita semua,''ujar Sahrasad.
(kf)
COMMENTS