JAKARTA-- Istilah umum dalam mengukur kekuatan gempa biasa disebut Skala Richter dan Magnitudo.
Namun perlu diketahui penyebutan kekuatan gempa disuatu tempat atau besarnya intensitas gempa bumi biasanya diketahui dari seberapa besar skala gempa bumi yang telah tercatat dalam seismograf.
jika di dunia ini ada berbagai macam jenis skala gempa bumi, seperti skala Richter, skala Mercalli, skala Magnitudo, skala dan lain sebagainya.
Setiap skala gempa bumi tersebut memiliki perbedaan di setiap skalanya termasuk pada skala Richter dan skala Magnitudo.
BMKG sendiri sejak 2008 sudah tidak menggunakan Skala Richter atau disebut SR sebagai ukuran kekuatan gempa.
Dengan alasan sudah tidak lagi menggunakan cara ukur yang diciptakan Richter.
Richter mengukur kekuatan gempa memakai amplitudo, dan amplitudo tidak menggambarkan energi lengkap dari gempa.
Sedangkan Magnitudo biasanya disingkat M, atau paling tidak Mb, memiliki cara pengukuran berdasarkan sensor frekuensi broad band 0.002-100 Hz.
Skala magnitudo dinilai lebih akurat untuk mengukur kekuatan gempa saat ini.
Berikut perbedaan Skala Richter Dan Magnitudo.
Skala Richter
Skala Richter pertama kali diciptakan oleh Charles Richter pada tahun 1934.
Skala Richter atau biasa disingkat SR menjadi skala gempa bumi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Dikutip dari Survei Geologi Amerika Serikat, skala Richter juga dikenal dengan sebutan Magnitudo Lokal atau ML.
Pertama kali digunakan saat terjadi gempa di California Selatan, Amerika Serikat.
Skala Richter tak umum digunakan lagi saat ini, kecuali untuk gempa bumi kecil yang tercatat secara lokal.
Walaupun Skala Richter dan magnitudo momen memiliki kesamaan, sebagai satuan ukur menentukan kekuatan gempa.
Namun Skala Richter lebih cocok untuk mengukur kekuatan gempa lokal, dan magnitudo momen cakupannya lebih luas.
Maka Skala Richter dianggap tak akurat untuk menentukan kekuatan gempa yang luas.
Skala Magnitudo
Skala Magnitudo diperkenalkan pertama kali oleh Tom Hanks dan Hiroo Kanamori pada tahun 1979 sebagai pengganti dari skala Richter.
Skala Magnitudo atau dapat disingkat M menjadi skala gempa bumi paling akurat terutama bagi gempa bumi berskala besar.
Terdapat empat skala magnitudo yang paling umum digunakan yaitu magnitudo lokal (local magnitude), magnitudo permukaan gelombang (surface-wave magnitude), magnitudo gelombang tubuh (body-wave magnitude), dan magnitudo momen (moment magnitude)
Besaran magnitudo berdasarkan pengukuran gerakan maksimum yang direkam oleh seismograf, alat pengukur gempa.
Dasar Perhitungan
Skala Richter
Dasar perhitungan gempa menggunakan skala Richter menggunakan amplitudo.
Namun perhitungan ini memiliki kelemahan yakni tidak dapat menggambarkan energi secara lengkap pada gempa terutama saat gempa bumi berada di atas kekuatan 6,0 maka perhitungan skala Richter tidak tepat atau tidak akurat.
Skala Magnitudo
Pada skala Magnitudo digunakan perhitungan berdasarkan pada sensor frekuensi broad band 0,002-100 Hz. Tidak heran jika skala Magnitudo memiliki keakuratan yang amat tinggi jika dibandingkan dengan skala Richter.
Oleh karena itu BMKG telah menggunakan skala Magnitudo sejak tahun 2008, menggantikan skala Richter (SR).
Besarnya Skala
Skala Richter
Besarnya skala Richter yaitu:
2,0 atau kurang = gempa kecil dan tidak terasa.
2,0 – 2,9 = gempa tidak dapat dirasakan akan tetapi terekam oleh seismograf.
3,0 – 3,9 = terasa namun tidak dapat menimbulkan kerusakan.
4,0 – 4,9 = gempa dapat dirasakan dengan ditandai bergetarnya perabotan di ruangan, suara gaduh bergetar. Tingkat kerusakan tidak terlalu signifikan.
5,0 – 5,9 = umumnya terjadi kerusakan kecil pada bangunan yang memiliki konstruksi baik.
6,0 – 6,9 = dapat menyebabkan kerusakan hingga jarak 160 km.
7,0 – 7,9 = menimbulkan kerusakan serius dengan jangkauan kerusakan lebih luas.
8,0 – 8,9 = dapat mengakibatkan kerusakan serius sampai dengan ratusan mil.
9,0 – 9,9 = terjadi kehancuran hingga ribuan mil.
10,0 – 10,9 = dapat mengakibatkan kehancuran sebuah benua.
Skala Magnitudo
Besarnya skala Magnitudo yaitu:
2,5 atau kurang = umumnya tidak terasa, namun dapat direkam oleh seismograf.
2,5 – 5,4 = dapat dan sering dirasakan, akan tetapi hanya menyebabkan kerusakan kecil.
5,5 – 6,0 = dapat menyebabkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan dan struktur lainnya.
6,1 – 6,9 = dapat menimbulkan banyak kerusakan pada daerah berpenduduk padat.
7,0 – 7,9 = terjadi gempa bumi besar dengan tingkat kerusakan serius.
8,0 atau lebih besar = gempa hebat, dapat menghancurkan komunitas yang berada dekat dengan pusat gempa.
COMMENTS