KONFRONTASI-
Almarhum Pak KH Nasruddin Latief Lc MA (dalam foto paling kanan, Pipip Rifai Hasan paling kiri) adalah salah satu di antara rombongan pertama yang ikut
membantu pembentukan program S1 Falsafah dan Agama Universitas Paramadina sejak
September 1998.
Saya
sudah mengenalnya secara sepintas sejak 1976 ketika saya mulai berkuliah di
IAIN Jakarta. Waktu itu almarhum masih menempuh pendidikan di Sekolah Persiapan
IAIN (setingkat SMA). Lulus SP IAIN almarhum melanjutkan ke universitas
al-Azhar dan memperoleh gelar Lc. ( BA). Tahun 1989 saya kembali bertemu dengan
almarhum di Islamabad, Pakistan.
Saya
sudah lupa waktu itu. Almarhum yang mengenalkan dirinya. Segera kami menjadi
akrab. Waktu itu almarhum baru saja masuk kuliah di program S2 (MA) jurusan
bahasa Arab, Quaid Azam University, Islamabad. Selepas lulus almarhum bekerja
sebagai staff Konjen RI di Jeddah beberapa tahun. Ketika tahun 1998 almarhum
membaca nama saya di koran Republika sebagai penyelenggara kursus tasawuf
positif yang diadakan universitas Paramadina bekerjasama dengan Mizan, almarhum
pun mengontak saya.
Saya
langsung mengajaknya bergabung di prodi FA karena saya mulai kerepotan
menangani sendirian dan memang program FA memerlukan dosen2 yang belum terikat
oleh PT lain. Almarhum saya kenal keahliannya di bidang bahasa Arab dan hukum
Islam. Sebelum itu saya pun sudah
mengajak sdr. Luthfi as-Syaukani untuk bergabung dengan Paramadina.
Pada
waktu itu sdr. Luthfi sedang berkarir sebagai wartawan majalah Amanah. Tidak
saya sadari almarhum pak Nasruddin dengan sdr. Luthfi satu almamater, yaitu
alumni pesantren At-Taqwa, Ujung Harapan Bahagia, Bekasi, walaupun saya tau
bahwa masing2 berasal dari pesantren
tsb.dan ternyata keduanya sudah saling mengenal satu dengan yang lain.
Jadi
di awal pendirian Paramadina khususnya program FA kami bertiga merupakan tim
yang kompak. Ketika saya akan melanjutkan pendidikan S3 tahun di Kanada tahun
2002 saya mengusulkan kepada pimpinan agar almarhum menggantikan saya sebagai
kaprodi FA S1.
Ketika
pulang dari Kanada almarhum sudah tidak lagi di Paramadina. Selama beberapa
tahun beliau menjadi staff di kedubes RI di Libia. Hingga 2 atau 3 tahun yang
lalu almarhum masih mengajar di program FA sebagai dosen LB di mk bahasa Arab.
Namun kemudian tidak lagi bersedia karena kesehatannya tidak memungkinkannya
pergi ke kampus sendirian. Beliau menderita sakit jantung dan katarak.
Terakhir
bertemu ketika menghadiri pernikahan anaknya di Jakarta sabtu 18 februari.
Almarhum adalah orang berilmu dan rendah hati. Di 10 tahun terakhir beliau
memimpin pengajian di lembaga pendidikan milik keluarganya di Kemayoran dan di
beberapa tempat lain. Komunikasi saya terakhir dengan saya pada 4 maret yang
lalu.
Almarhum
ingin mengembalikan honor ceramah2 pengajian yang sudah diterimanya lebih dulu.
Karena covid maka pengajian terhenti. Almarhum ingin mengembalikannya karena
pengajian tsb.belum sempat diadakan lagi. Alhamdulillah masalah tsb sudah dapat
diselesaikan setelah saya menghubungi PIC pengajian tsb.
Semoga
Allah SWT memberikan balasan yang baik berlipat ganda atas segala kebaikannya
termasuk kontribusinya pada Universitas Paramadina khususnya pada program Falsafah
dan Agama. Aamiin yaa Robbal aalamiin.
Oleh Pipip A Rifai Hasan PhD, akademisi / dosen senior Paramadina
COMMENTS