KONFRONTASI- Dalam sistem yang rusak tak akan pernah lahir pemimpin berdaulat. Pemimpin yang amanah dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
Demikian Dr. Rizal Ramli mengantar Diskusi Kebangsaan di Giri Dago, Bandung, Sabtu sore (27 Mei 2023). “Sistem sudah rusak, penguasa hanya mengabdi ke bandar/cukong. Bukan pada rakyat,” katanya.
Aktivis utama Perjuangan Mahasiswa 1977/78 itu mengatakan, hari-hari ini koalisi gak jadi-jadi karena faktor duit. “Partai-partai pengen duit,” kata Rizal.
Dikatakan, Pemilu 2024 tak bisa diharapkan peningkatan kualitas berdemokrasi. Semua sudah dipersiapkan. Tak kecuali sumber daya manusia (SDM) dan perangkat canggih informasi teknologi (IT). “Tanpa perubahan sistem, akan lahir lagi pemimpin ‘boneka’. Mengkhianati perjuangan rakyat.
Pada tingkat pemilihan kepala daerah pun, berlaku hal yang nyaris sama. Calon gubernur dan calon bupati/walikota perlu uang dalam jumlah besar untuk partai-partai. Akibatnya mereka harus mencari bandar. “Akibatnya lagi, ya korupsi — lantas masuk bui,” tegas Rizal
Selama tak bangun sistem amanah dan kompetitif, tak akan pernah lahir pemimpin yg diharapkan rakyat. “Jangan mimpi,” kata Rizal, sambil menambahkan, “kita harus lebih dulu benahi sistem.” Sepanjang sejarah, kita mencatat dua kali pemilu dengan hasil yang “fair”. Pada Pemilu 1955 dan era Habibie pada Pemilu 1999.
Rizal berpendapat, KPU mestinya melibatkan representasi parpol yang memungkinkan saling intip dan saling mengawasi. “Bukan KPU yang dicurigai sudah diskenariokan,” imbuhnya.*
(jakartasatu/editor : iW)
COMMENTS