KONFRONTASI- Sampai hari ini, pesan moral Tokoh Gerakan Mahasiswa Malari 1974 dr Hariman Siregar terus bergaung/bergema di masyarakat: Agar jangan ada Perpanjangan masa Jabatan Presiden dan Penundaan Pemilu oleh rezim saat ini (Jokowi). ‘’Jangan, itu tidak baik dan merusak demokrasi, jangan melanggar konstitusi dan merusak kepercayaan rakyat.’’kata Hariman Siregar.
Tokoh legenda gerakan mahasiswa Dr Hariman Siregar, tokoh gerakan mahasiswa 1977/78 DR Rizal Ramli, tokoh gerakan mahasiswa 1980-an Bursah Zarnubi dkk pada peringatan 49 Tahun Malari pekan lalu di Jakarta menegaskan pesan ke masyarakat agar terus pertahankan Demokrasi, Perjuangkan Demokrasi. menolak Perpanjangan Jabatan Presiden dan Penundaan Pemilu oleh rezim Jokowi. Agar rakyat bebas dari otoriterisme kekuasaan yang korup dan merusak kehidupan berbangsa bernegara.
Seharusnya setiap presiden itu mendorong agar demokrasi menjadi lebih matang dan karenanya presiden harus memberi arahan yang focus untuk pendewasaan dan kematangan demokrasi itu.
Peristiwa Malari (Malapetaka 15 Januari) tahun 1974 adalah
hari di mana terjadi kerusuhan di Jakarta yang berkaitan dengan kedatangan PM
Jepang Tanaka. Gerakan Mahasiswa yang dipelopori Hariman Siregar, Ketua Umum
Dewan Mahasiswa UI saat itu, menolak kedatangan PM Jepang dengan alasan
Indonesia jangan terlalu bergantung kepada modal asing dan strategi
pembangunannya harus fokus pada pemerataan, partisipasi rakyat dan keadilan social,
bukan semata pertumbuhan .
Itu adalah kejadian 49 tahun lalu. Peringatan Malari yang bersamaan
dengan HUT ke-23 Indemo (Indonesia Demokrasi Monitor) yang digelar di TIM pada
Senin 16 Januari 2023, kembali menggaungkan pesan moral:
pertahankan Demokrasi, Perjuangkan Demokrasi. menolak Perpanjangan Jabatan
Presiden dan Penundaan Pemilu oleh rezim Jokowi. Agar rakyat bebas
dari otoriterisme kekuasaan yang korup dan merusak kehidupan berbangsa
bernegara.
Bursah Zarnubi, pendiri Humanika yang memimpin acara itu mengatakan bahwa tema peringatan acara hari ini adalah Menolak Lupa: Pertahankan Demokrasi. . Ratusan aktivis dari berbagai angkatan dan daerah hadir memadati ruangan.
Tema itu menjadi sangat penting karena saat ini ada upaya-upaya yang mau menyelewengkan demokrasi. Ide penundaan pemilu dan perpanjangan tiga periode masa jabatan Presiden saat ini kembali digaungkan elite istana dan jaringannya. Menurut Bursah, siapa yg menginginkan perpanjangan jabatan adalah mau merusak demokrasi.
‘’ Penundaan pemilu
dan perpanjangan masa jabatan Presiden jelas
menabrak konstitusi, berwatak anti-Konstitusionalisme. Saya ingatkan, sekali lancung di
ujian, pemerintah Jokowi bakal kehilangan kepercayaan,’’ imbuh Dr Herdi Sahrasad, dosen/akademisi
Universitas Paramadina/ aktivis Indemo .
Menguatkan tema tersebut, pelaku utama Peristiwa Malari Hariman Siregar juga
merasa aneh ada keinginan tiga periode dan menunda pemilu dengan alasan ngga
ada duit. Kalau ngga ada duit kenapa malah bangun IKN? Hariman menceritakan
saat menjumpai Bung Hatta bahwa yang dimaksud dapat dipilih kembali dalam UUD
1945 asli itupun semangatnya adalah dua periode.
Karena itu Hariman merasa aneh saat mendapat info bahwa Jokowi masih mau lagi
setelah 2024 nanti.
Dalam kesempatan itu juga, akademisi Ilmu Politik Dr. Sidratahta Mukhtar,
mengatakan bahwa perpanjangan masa jabatan presiden itu adalah ancaman dalam
konsolidasi demokrasi.
Seharusnya setiap presiden itu mendorong agar demokrasi menjadi lebih matang
dan karenanya presiden harus memberi arahan untuk kematangan demokrasi itu. Hal
ini pernah dilakukan oleh Presiden BJ Habibie dan Gus
Dur.
Ekonom senior/tokoh nasional DR Rizal Ramli (RR)
mengingatkan agar kelompok yang bernafsu
lakukan perpanjangan masa jabatan tidak
meneruskan ambisi dan hasrat politik kotornya itu.
‘’ Di-roasting Mbak Megawati supaya stop Makar Konstitusi, stop perpanjangan masa jabatan, tapi gerombolan makar terus bergerilya. Pakai big data lah, pakai pollingRP berbayar, pakai Kades-kadeslah. Partitur Makar sudah siap, penyanyi polling, bandar sudah siap,’’ kata RR, Menko Ekuin Presiden Gus Dur dan mantan aktivis ITB yang konsisten mengusung Trisakti Presiden Soekarno.
(berbagai sumber)
COMMENTS