Search

Albania: Negeri Eropa Timur dimana pemeluk agama Islam dan Kristiani saling bergandengan tangan

 




Albania, Islam, Kristen, toleransi agama

SUMBER GAMBAR,JILL CONWAY

Keterangan gambar,

Di Albania, sudah menjadi pemandangan umum melihat gereja dan masjid berada di satu jalan yang sama.

Paus Fransiskus memuji negeri kecil yang terletak di semenanjung Balkan atas toleransi agamanya yang patut diperhatikan. Paus mengatakan toleransi agama ini semestinya menjadi contoh untuk seluruh orang di dunia.

Meskipun ini adalah pertama kalinya saya bertemu Hasib Buba, saya sudah mendengar suaranya beberapa kali menggema di jalanan yang berkelok-kelok dan di gang-gang di Berat, sebuah kota kecil di sebelah selatan Albania.

Dengan rambut hitam dibelah rapi, jenggot yang terpelihara dengan baik dan berkemeja panjang, pemimpin agama berusia 25 tahun tersebut menjelaskan bahwa sebagai seorang muazin, salah satu kewajibannya adalah untuk mengumandangkan azan, panggilan untuk salat yang diserukan dari menara masjid, lima kali setiap hari.

Dia merupakan gambaran seorang Muslim yang taat, tapi saya terkejut setelah mengetahui ini tidaklah selalu seperti itu.

"Saya sebenarnya dibesarkan dengan ajaran Kristiani," Buba menjelaskan, "dan selama bertahun-tahun saya menjalani ajaran tersebut. Saat saya lebih dewasa, saya berdebat dengan salah satu teman saya, yang seorang Muslim. Debat tersebut berlangsung berbulan-bulan, dan untuk mempersiapkan diskusi kami dengan lebih baik, saya mulai membaca-baca tentang Islam, saya berusaha belajar semuanya tentang agama tersebut."

"Akhirnya, saya memenangkan debat, tapi proses tersebut membawa saya menanyakan tentang keyakinan yang saya anut. Jawaban-jawaban yang disediakan oleh Islam lebih masuk akal bagi saya, jadi saya masuk Islam," ujarnya.

Albania, Islam, Kristen, toleransi agama

SUMBER GAMBAR,THINKSTOCK

Keterangan gambar,

Salah satu masjid yang ada di Albania.

Walaupun pilihan untuk masuk Islam mungkin terlihat mengejutkan bagi beberapa orang, kenyataannya Albania telah lama dipandang sebagai tempat yang mencerminkan toleransi agama dan keharmonisan.

Agama yang paling banyak dianut adalah Islam dan Kristen, dengan jumlah Muslim lebih dari setengah jumlah total penduduk. Tapi, masih ada persatuan di antara orang-orang di negeri tersebut. Gereja-gereja dan masjid-masjid sering kali berada di jalanan yang sama, dan pernikahan antar agama diterima secara luas dalam budayanya.

Kota Berat khususnya, adalah penting sebagaimana Museum Onufri di sana yang melambangkan kerukunan. Karya seni Albania abad ke-18 ini melukiskan suatu adegan Kristiani dengan menara-menara masjid terlihat menjulang sebagai latar belakangnya dan lukisan ini disanjung-sanjung sebagai simbol keharmonisan agama yang terkenal di negara tersebut.

Albania, Islam, Kristen, toleransi agama

SUMBER GAMBAR,GENT SHKULLAKU/GETTY

Keterangan gambar,

Paus Fransiskus memuji tingginya toleransi beragama di Albania.

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Podcast
Investigasi: Skandal Adopsi
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Pada kunjungannya tahun 2014, Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, memuji negeri di semenanjung Balkan tersebut atas toleransi beragama mereka yang terkenal.

Selama pidatonya di Tirana, Albania, Paus Fransiskus memuji "hidup berdampingan secara damai" atas agama-agama yang ada di negeri tersebut, dengan menambahkan, "ini khususnya pada saat-saat seperti sekarang di mana semangat agama yang murni dirusak oleh kelompok ekstrem, dan di mana perbedaan agama diputarbalikkan."

Dengan didorong oleh rasa ingin tahu bagaimana penduduk Albania tetap bersatu, saya bertanya kepada Buba mengenai hal ini.

"Albania selalu ada keterbukaan dalam menerima orang lain. Jika Anda menelusuri sejarah negara ini, Anda melihat keharmonisan di setiap abad. Bahkan pada waktu zaman Kesultanan Utsmaniyah. Banyak orang menghubungkannya dengan komunisme, tapi saya tidak mempercayainya. Jika Anda menengok pada sejarah sebelumnya, hal itu tidak masuk akal."

Buba mengacu pada periode antara tahun 1944 sampai 1992 ketika Albania di bawah rezim komunis ketat yang dimulai oleh diktator Enver Hoxha.

Selama periode rezim tersebut, Albania menjadi negara yang terisolasi penuh dengan hampir tanpa ikatan dengan dunia luar.

Albania, Islam, Kristen, toleransi agama

SUMBER GAMBAR,THINKSTOCK

Keterangan gambar,

Dahulu, Albania diduduki oleh rezim komunis dan menghapus seluruh agama di sana.

Pada 1967, Hoxha memperketat 'cengkeramannya' terhadap negara tersebut bahkan melarang semua agama dengan menyatakan Albania adalah negara ateis pertama di dunia. Selama waktu itu, gereja-gereja dan masjid-masjid disita oleh militer, dirusak atau dijadikan bioskop atau ruang dansa. Para anggota kependetaan dicopot gelarnya, dipermalukan dan -dalam beberapa kasus- mereka dikurung.

Beberapa orang berspekulasi bahwa kekerasan untuk menyingkirkan agama-agama mengakibatkan Albania mengadopsi pola pikir sekuler, dan negara tersebut tidak mengalami pertentangan agama karena kepercayaan bukanlah unsur penting kehidupan bagi banyak orang saat ini.

Buba mempunyai pendapat berbeda dan menolak spekulasi tersebut, menurutnya itu hal yang sinis.

Untuk mengilustrasikan bagaimana keharmonisan agama ada di Albania, dia memberi tahu contoh yang ada baru-baru ini di Malbardh, sebuah desa kecil di Albania utara.

Beberapa tahun lalu, daerah kecil tersebut menjadi berita utama di seluruh negeri saat penduduk Muslim lokal menggalang dana dan membangun kembali gereja Katolik satu-satunya di sana yang diruntuhkan bersamaan dengan tempat-tempat peribadatan lainnya selama rezim Hoxha.

Albania, Islam, Kristen, toleransi agama

SUMBER GAMBAR,THINKSTOCK

Keterangan gambar,

Albania, negeri di semenanjung Balkan yang bermayoritas penduduk Islam dan Kristen tapi rasa toleransi di antara mereka sangat tinggi.

Malbardh bukan satu-satunya daerah yang mempunyai cerita-cerita seperti ini. Leskovik, sebuah desa dekat perbatasan Yunani, dikenal karena tempat peribadatan untuk umum yang dibangun dari reruntuhan masjid yang rusak pada waktu Perang Dunia kedua.

Reruntuhan tersebut tetap tak tersentuh selama era komunisme, tapi sekarang tempat peribadatan tersebut, yang terletak di lantai dasar menara masjid terdahulu, sering dikunjungi oleh umat Muslim dan Kristen untuk berdoa.

Cerita-cerita ini khususnya penting saat ini. Dengan rasa ketakutan yang ditumbuhkan oleh kelompok-kelompok ekstrem, tampaknya memisah-misahkan agama hanya mendorong ketakutan menjadi lebih besar.

"Saya mendengar semua perbincangan tentang orang-orang ingin membangun tembok dan melarang penganut kepercayaan-kepercayaan tertentu masuk ke negara-negara tertentu," kata Buba. "Ini hanya akan menumbuhkan kebencian dan kesalahpahaman. Alasan keharmonisan ada di Albania adalah karena kita saling melibatkan diri dengan sesama. Kita berdebat, kita berdiskusi, dan kita mendidik diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita."

Selama dua tahun saya di negeri ini, saya menyaksikan apa yang dikatakan Buba secara langsung.

Ada berbagai acara keagamaan Muslim dan Kristiani yang dihadiri oleh kedua penganut agama tersebut. The Day of the Blessed Water, contohnya, adalah hari libur Kristen yang dirayakan oleh para peserta dengan menyelam ke dalam sungai untuk mencari sebuah salib, tapi acara ini terbuka untuk semua dan ada banyak orang Muslim sebagai pemenangnya selama beberapa tahun ini.

Albania, Islam, Kristen, toleransi agama

SUMBER GAMBAR,GENT SHKULLAKU/GETTY

Keterangan gambar,

The Day of the Blessed Water adalah hari raya Kristen yang dirayakan oleh para peserta baik orang Kristen maupun Muslim dengan menyelam ke dalam sungai untuk mencari sebuah salib.

Sementara itu, Buba menjelaskan bahwa sudah bukan hal tak lazim bagi orang Kristen untuk berpartisipasi ikut pesta selama hari raya Idul Fitri, yang mengakhiri bulan puasa Ramadan.

Dengan keterlibatan dengan sesama begitu seringnya dan dengan cara-cara yang berarti, umat Muslim dan Kristen Albania telah menciptakan komunitas kuat yang didirikan pada sikap memahami dan menghormati.

Susah untuk mengatakan apakah dunia akan mengambil contoh dari sikap Buba dan Albania dan menerapkannya di hati mereka, tapi ada sesuatu yang bisa dikatakan dari negara kecil di semenanjung Balkan tersebut di mana anak-anak tumbuh besar mendengar azan dan lonceng gereja dari luar jendela mereka. Bagi mereka, hidup berdampingan dan keharmonisan menjadi hal normal selayaknya bernapas.

Versi bahasa Inggris artikel yang ditulis oleh Quinn Hargitai ini bisa Anda baca di The world's most tolerant country di laman BBC Travel.

 Albania, negara yang terletak di Eropa bagian tenggara adalah satu-satunya negara Muslim terbesar di kawasan tersebut. Hampir 70-80 persen dari total populasi negara di Semananjung Balkan ini adalah Muslim. 

Ada alasan kuat mengapa Islam mendapat tempat di hati masyarakat Albania. Islam, menurut Grand Mufti Albania, Skender Brucaj, adalah agama yang amat cocok dengan karakter etno-psikologis rakyat Albania. Islam tidak bertentangan dengan hukum dan adat Albania yang sampai beberapa dekade lalu masih dipraktikkan luas di masyarakat.

Islam tidak memaksa ras dan bangsa untuk berubah menjadi etnis yang berbeda. Toleransi dalam hal etnis ini yang menjadi karakteristik Islam yang dipresentasikan Ottoman.

Kehidupan beragama yang penuh toleransi dan inklusif ini pun masih bertahan hingga sekarang. Meski rakyat Albania pernah hidup di bawah rezim komunis selama empat dekade, Muslim Albania masih terus melakukan syiar keagamaan hingga kini.

Wartawan Republika Hafidz Muftisany mendapat kesempatan berbincang dengan tokoh penting umat Islam Albania itu di sela-sela Konferensi Internasional Pemimpin Islam Moderat (ISOMIL) yang dihelat Pengerus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), beberapa waktu lalu. Berikut petikan perbincangannya:  

Bagaimana sejarah Islam di Albania?

Islam memiliki sejarah yang sangat lama di Albania. Islam masuk ke Eropa pada abad pertengahan. Pertama kali Islam memasuki Eropa lewat Spanyol pada abad kedelapan lewat pengaruh langsung dari Arab. Albania termasuk wilayah di Eropa yang terimbas dengan masuknya Islam di Spanyol.

Albania mendapatkan pengaruh Islam pada abad kesembilan hingga 11 karena penetrasi Islam di Sisilia dan Italia. Penjelajah Muslim Abad Pertengahan, al-Idris, diketahui telah melakukan perjalaan ke Albania pada masa itu. Sejak saat itu, hubungan Islam dan Albania tidak pernah putus.

Namun, penyebaran Islam di tanah Albania secara massif datang setelah pengaruh langsung Dinasti Ottoman. Dinasti Ottoman melakukan pendekatan dengan bangsawan Albania. Mereka juga menerapkan kerja sama keuangan yang amat menguntungkan.

Ottoman juga mengakomodasi bangsawan Albania dalam pemerintahan. Pendekatan yang mutual tersebut memungkinkan Islam dalam waktu singkat diterima secara luas oleh masyarakat Albania. Meskipun, mulai dari kalangan bangsawannya.

 

Mengapa Islam dengan mudah diterima di Albania?

Ada beberapa alasan mengapa orang Albania sangat mudah menerima Islam. Islam adalah agama yang amat cocok dengan karakter etno-psikologis rakyat Albania. Islam tidak bertentangan dengan hukum dan adat Albania yang sampai beberapa dekade lalu masih dipraktikkan luas di masyarakat.

Namun, banyak peneliti dan sejarawan juga menyebutkan salah satu alasan penerimaan Islam oleh Albania adalah tekanan asimilatif negara tetangga, seperti Slavia dan Yunani.

Mereka yang enggan dipaksa harus menjadi seperti orang-orang Yunani akhirnya memilih Islam yang memiliki karakter universal. Islam tidak memaksa ras dan bangsa untuk berubah menjadi etnis yang berbeda.

Toleransi dalam hal etnis ini yang menjadi karakteristik Islam yang dipresentasikan Ottoman. Hal tersebut jelas lebih mengakomodasi masyarakat Albania dibandingkan pengaruh Slavia atau Yunani.

Apa jejak Ottoman dalam kehidupan Islam di Albania?

Albania hidup berdampingan dengan Ottoman selama 500 tahun. Ada banyak peninggalan sejarah Ottoman yang ada di Albania. Secara arsitektur, gaya Ottoman amat memengaruhi bangunan masjid, jembatan, dan bangunan Islam. Tapi, tak banyak yang tersisa karena sebagian besar dihancurkan rezim komunis.

Bukan hanya arsitektur, dalam praktik Islam mayoritas Muslim Albania menganut paham Hanafiyyah, sama seperti mazhab resmi Turki Utsmani. Jejak Ottoman juga bisa terlihat dari kebudayaan tradisional, makanan lokal, pakaian, dan nama-nama orang Albania.

Bagaimana kehidupan Islam di Albania saat ini?

Muslim di Albania menyadari sepenuhnya peran mereka sebagai warga negara. Mereka memiliki kontribusi nyata membangun negara Albania. Cendekiawan Muslim Albania terlibat langsung dalam proses kemerdekaan Albania pada 1912.

Saat merdeka, para cendekiawan Muslim ini juga tergabung di parlemen. Keinginan kuat mereka mencintai negara membuat Muslim di Albania berkontribusi besar dalam pembangunan.

Muslim Albania pernah memiliki masa suram selepas kemerdekaan setelah datangnya rezim komunis total pada 1967. Saat itu adalah masa-masa sulit bagi kami. Kehidupan beragama, termasuk Islam sangat dikekang.

Hampir 2.000 masjid dihancurkan. Puasa Ramadhan juga dilarang. Tradisi Islam hidup dalam ruang-ruang gelap, dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Islam tetap bertahan di Albania meski amat sulit.

Setelah 1991, demokrasi mulai datang di Albania. Hal itu juga diikuti dengan kebebasan berekspresi dan bicara. Termasuk, kehidupan beragama. Kehidupan Muslim di Albania mulai terbuka.

Anak-anak muda Albania mulai tertarik mendalami Islam. Mereka bangga menjadi entitas Muslim di Eropa. Saat ini, di Albania ada hampir 700 madrasah, sekolah menengah, dan universitas Islam.

Apa peran utama Persatuan Muslim Albania?

Persatuan Muslim Albania memiliki peran vital di Albania. Kami diberi wewenang yang cukup besar dalam kehidupan sosial ekonomi negara, termasuk mengatur soal haji.

Meskipun Albania terdiri atas beberapa agama, sebagian besar penduduknya adalah Muslim. Kami, sebagai lembaga, mencoba untuk memainkan peran mengatur kegiatan keagamaan. Persatuan Muslim Albania juga menjadi lembaga yang memecahkan berbagai masalah umat. Kami menyelenggarakan kegiatan agar orang lebih mudah mempraktikkan Islam dalam kehidupan.

Umat Islam sudah mencakup semua strata sosial masyarakat. Umat Islam masuk dalam dunia politik, bisnis, seni, dan akademik. Meski begitu, bukan berarti permasalahan umat selesai.

Albania selama 45 tahun menjadi negara komunis. Agama, termasuk Islam, sangat dikekang oleh hukum. Dalam Konstitusi 1976, ateis dinyatakan sebagai satu-satunya "agama" resmi di Albania.

Pada 1967 sebagian besar masjid hancur, termasuk masjid yang berusia ratusan tahun. Tugas besar kami adalah mengembalikan pemahaman Islam kepada anak-anak muda Albania.

Masih adakah jejak komunis di Albania?

Saat ini, sama sekali tidak ada jejak komunisme atau totalitarianisme di Albania. Negara kami kini menikmati kebebasan penuh untuk berekspresi.

Kebebasan untuk terlibat dalam berbagai organsasi, termasuk dalam politik juga dijamin. Kebebasan ini juga berlaku dalam hal agama, termasuk Islam.

Apa tantangan Muslim Albania saat ini?

Albania sekarang sedang menghadapi tantangan yang sama, seperti negara-negara Balkan dan Eropa. Tantangan kami adalah bagaimana meningkatkan citra Islam. Ekstremisme dan terorisme masih menjadi tantangan umat Islam di seluruh dunia, termasuk Albania. Kita semua membutuhkan banyak usaha untuk mengatasi hal tersebut.

Bagaimana toleransi umat beragama di Albania?

Toleransi berjalan amat baik di negeri kami. Kami tidak memiliki sejarah peperangan dengan motif agama. Orang-orang terbiasa hidup dalam harmoni dengan agama lain, bahkan dalam sebuah keluarga.

Tak jarang, anggota keluarga di Albania memiliki agama yang berbeda. Tapi, semuanya saling menghormati. Muslim Albania memiliki hubungan yang kuat dengan non-Muslim. Kami bahkan menyelenggarakan aktivitas secara bersama, semisal, diskusi soal masalah keluarga sampai praktik agama di rumah.

Hubungan yang dekat tersebut bukan hanya dalam dialog. Kami di universitas, misalnya, memiliki program interfaith. Universitas di Albania biasanya memiliki program studi Islam, begitu juga agama lain. Mahasiswa bisa saling belajar tentang agama lain secara terbuka. Ilmuwan Islam bisa menjadi dosen di kelas agama lain dan menerangkan soal Islam dan sebaliknya. Akhirnya, para mahsiswa memiliki perspektif yang seimbang.

Jika kita mengenal orang lain atau agama lain dengan baik maka akan muncul sikap hormat. Tapi, tanpa ada komunikasi dengan yang lain tak akan muncul sikap saling menghormati tersebut.

Apa penyebab toleransi bisa berlangsung dengan baik?

Umat Islam sebagai mayoritas di Albani mengerti posisi mereka dengan baik. Mereka mengedepankan dialog untuk membicarakan hal-hal dengan umat lain. Hal ini sejatinya dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam berhubungan dengan umat lain. Intinya, saling menghormati.

Umat Islam Albania menghormati umat lain karena sejatinya mereka adalah bagian dari penciptaan Allah SWT. Umat Islam harus menghormati ciptaan Allah dalam wujud manusia yang beranekaragam. Pada akhirnya kita bisa menempatkan diri dan saling menghormati.

Menurut Anda apa definisi Islam moderat?

Menurut saya, Islam itu satu. Tidak ada namanya Islam radikal atau Islam moderat. Namun, memang harus kita akui ada sebagaian orang yang berpikiran radikal. Saya bersyukur dengan adanya konferensi Islam moderat yang diadakan Nahdlatul Ulama (NU) ini.

Kita semua butuh contoh nyata praktik Islam yang sesungguhnya di masyarakat. Islam adalah kedamaian, semua orang bisa hidup berdampingan dengan Islam.

Kita semua harus berhenti beretorika soal apa itu Islam damai dan Islam moderat. Masyarakat butuh contoh nyata soal Islam damai. Umat harus menunjukkan kepada masyarakat bagaimana berperilaku Islam.

Sangat penting bagi umat Islam untuk menampilkan Islam dalam keseharian mereka. Saling menghormati, tidak melihat perbedaan, tapi menonjolkan persamaan.

Umat Islam akan menghadapi Ramadhan dalam waktu dekat. Apa tradisi khas Ramadhan di Albania?

Ramadhan adalah bulan istimewa bagi masyarakat Albania. Namun, harus kami akui ada sedikit tradisi Islam yang memudar saat Ramadhan, terutama di kalangan anak muda. Kami sedang berusaha mengembalikan tradisi Islam, terutama pada Ramadhan.

Kami punya pengalaman buruk sepanjang empat dekade saat Ramadhan pada saat pemerintahan komunis. Saat itu, puasa dilarang. Bahkan, umat Islam melakukan puasa secara diam-diam. Saat itu banyak "jebakan-jebakan" yang dilakukan pemerintah komunis.

Misalnya, mereka menawarkan makanan dan minuman kepada seseorang yang berpuasa secara sembunyi-sembunyi. Jika mereka menolak makanan tersebut mereka akan dilaporkan ke partai penguasa.

Tekanan saat Ramadhan itu yang membuat kemeriahan Ramadhan di Albania tak seperti dulu. Kami di organisasi sedang menggencarkan syiar Ramadhan. Tahun ini, kami menawarkan banyak program di masjid-masjid agar anak muda, perempuan, para lelaki mengisi Ramadhan dengan berbagai ibadah.ed: nashih nashrullah.


SEJARAH KELAM


Meski wilayahnya kecil, sepanjang sejarahnya Balkan adalah arena konflik, peperangan brutal dan migrasi besar-besaran. Mungkin tidak ada wilayah lain di dunia seperti wilayah ini. Balkan menjadi daerah aliran sejarah, titik naik dan titik lenyap bagi begitu banyak dan beragam bangsa, suku, ras dan kekaisaran. Tanah-tanah ini dan rakyatnya hanya menyaksikan pertumpahan darah, eksploitasi, dan ketidakamanan selama berabad-abad. Namun, mereka akhirnya merasakan kesejahteraan, perdamaian dan pembangunan selama hampir 600 tahun melalui kedatangan Islam. Formula integrasi Islam unik. Membangun mosaik yang berwarna, ceria dan penuh semangat. Terdiri dari berbagai bahasa, ras, suku dan agama.


Namun, ketika rakyat Balkan berbalik lagi pada nasionalisme, kemudian mengabaikan formula kehidupan Islam, mereka terjatuh kembali ke dalam kegelisahan, marginalisasi, rasisme, kampanye asimilasi dan medan peperangan berdarah serta pembantaian. Perang Bosnia khususnya, Pembantaian Srebrenica 25 tahun yang lalu, bukanlah pembantaian pertama (terhadap umat) setelah keruntuhan Negara Khilafah Islam. Satu pandangan sekilas saja dapat mengungkapkan kehilangan dan rasa sakit yang kita derita sebagai umat Islam: Asimilasi paksa. Pengusiran. Pembunuhan massal terhadap kaum minoritas Muslim Bulgaria dari tahun 1944-1989. Pembersihan etnis pada tahun 1989. Pembantaian dan migrasi paksa ribuan orang Albania Cham dari berbagai bagian wilayah Yunani, yakni Epirus barat hingga Albania pada tahun 1944-45. Pada peristiwa Natal Berdarah (Bloody Christmas) tahun 1963, 364 Muslim sipil tak bersenjata, perempuan dan anak-anak dibantai di Siprus. Ini hanya sedikit contoh penderitaan yang kita alami. Di satu sisi, sejarah Balkan memberikan pelajaran bagi kita. Di sisi lain, ini mengungkapkan kisah sukses penerapan sistem pemerintahan Islam.


Saat ini wilayah Balkan digambarkan sebagai wilayah yang terdiri dari Bosnia-Herzegovina, Kroasia, Serbia, Kosovo, Slovenia, Albania, Makedonia, Montenegro, Bulgaria, Rumania, Yunani, dan Trakia.


Penaklukan pertama ke wilayah Balkan dimulai oleh pasukan Sultan Orhan I yang hidup pada masa Khilafah Abbasiyah. Ini terjadi pada tahun 1352 ketika pasukannya berhasil merebut Kastil Tzympe (اimpe) di Bulgaria. Sejak saat itu, dari tahun 1352 hingga pertengahan abad ke-16, Balkan berada di bawah dominasi Islam melalui tangan Pemerintahan Utsmani. Namun, Balkan bukan ditaklukkan melalui kekuatan militer seperti yang umumnya diklaim. Tentara Utsmaniyah dari Negara Khilafah Islam memang bertempur melawan kekuatan feodal lokal dan tentara salib Gereja Katolik. Namun, penaklukan atas rakyat di wilayah itu terwujud melalui “Kebijakan Istimalet”. Bukan melalui perang. Karena “Kebijakan Istimalet” inilah Balkan menikmati ketenangan, keamanan dan keselamatan yang sejati sepanjang sejarah mereka. “Kebijakan Istimalet” ini pulalah yang membuat jutaan orang, bahkan seluruh suku, memeluk Islam secara sukarela selama berabad-abad berikutnya.


Secara bahasa, “istimalet” bermakna “mempesona, menarik, memenangkan hati”. Dalam sejarah Utsmani, kata ini mengandung arti “menjaga rakyat, khususnya warga non-Muslim, menunjukkan toleransi dan kebaikan istimewa ketika berurusan dengan mereka”. Prinsip-prinsip utama “kebijakan istimalet” Utsmaniyah adalah perlakuan yang baik, perlindungan bagi orang-orang dari wilayah-wilayah yang ditaklukkan, pembelaan atas nyawa dan harta mereka dari musuh, kebebasan dalam urusan agama mereka dan kemudahan dalam masalah pajak. Kebijakan ini sebenarnya adalah implementasi dari ayat al-Quran (Lihat: QS at-Taubah [9]: 60). Penaklukkan negeri-negeri di Balkan terutama dicapai melalui kebijakan perlindungan yang tulus bagi orang-orang Kristen setempat, memastikan hak-hak mereka, memberikan kebebasan dalam keyakinan agama mereka, bahkan memberikan pembebasan dari pajak.  Konsekuensinya, warga non-Muslim secara alamiah menganggap Utsmani sebagai penyelamat mereka. Dengan demikian, “kebijakan istimalet” adalah salah satu faktor utama yang membantu Islam dalam mendapatkan dan mempertahankan otoritas atas Balkan selama berabad-abad.


Salah satu karakteristik utama dari sejarah Bosnia adalah sebagian besar penduduknya yang hidup di bawah pemerintahan Islam memilih untuk masuk Islam. Segala perselisihan antar berbagai kepercayaan Kristen pun berakhir di bawah pemerintahan Islam. Salah satu sekte Kristen yang paling radikal, Bogomil, bahkan masuk Islam dan membentuk komunitas Muslim dari etnis Slavia dengan bahasa Serbia-Kroasia.


Catatan sejarah membuktikan bahwa orang-orang non-Turki dan non-Muslim di Balkan menjalani masa yang paling damai, paling bebas dan paling mudah di bawah pemerintahan Islam. Fitur paling khas dari sistem Negara Utsmani adalah “pendekatan yang toleran terhadap rakyatnya”. Ini seperti yang dijelaskan oleh sejarahwan Prancis Robert Mantran di dalam bukunya, History of Ottoman Empire:


 


“Terutama di distrik-distrik Kristen, bahasa-bahasa lokal, agama, bahkan kader-kader politik dan sosial terpelihara berbagai perjanjian dibuat dengan gereja dan klerus, yang memberikan hak istimewa dalam perpajakan kepada mereka. Selain berakhirnya perselisihan/pertengkaran di antara orang-orang Kristen di wilayah tersebut, toleransi dan pendekatan Negara Utsmani khususnya terhadap anggota-anggota Bogomilisme, meletakkan dasar yang mengantarkan para penganut agama ini kemudian memeluk Islam. Tidak pernah ada upaya untuk mengasimilasi orang-orang dari daerah-daerah yang mereka dominasi. Utsmani juga tidak menerapkan kebijakan Turkifikasi atau Islamisasi paksa. Jika tidak demikian, maka tidak mungkin untuk menjelaskan bagaimana bisa orang-orang dari Yunani, Bulgaria, Serbia, dan bahasa lainnya, sekte Kristen, serta masyarakat lokal dapat mempertahankan budaya mereka sampai zaman kita.”


 


Seorang komentator Barat bahkan menunjukkan bahwa “Slavic” kemungkinan besar adalah bahasa resmi ketiga di Negara Utsmani pada tahun 1595. Sebuah keluarga Bosnia yang sangat menonjol, Sokollu, merupakan keluarga Bosnia terkemuka yang berasal dari etnis Serbia. Anggota-anggota terkemuka dari keluarga ini, seperti Wazir Agung Sokollu Mehmed Pasha, Ferhad Pasha SokoloviÙˆ, adalah pejabat tinggi negara di Khilafah Utsmaniyah selama abad ke-16. Selama abad ke-16 dan ke-17, Negara Utsmaniyah memiliki 8 Wazir Agung Bosnia.


Ketika merujuk pada keberhasilan Islam, para sejarahwan sering menekankan struktur organisasi Negara Utsmani. Sejarahwan Bulgaria Maria Todorova, misalnya, mengatakan dalam bukunya, Imagining the Balkans:


 


“Banyak faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan Utsmani dalam membangun perdamaian dan ketenangan di Balkan… Yang lebih penting, Negara Utsmani memiliki struktur organisasi yang kuat. Struktur yang kuat ini dirasakan di setiap bidang kehadiran Utsmani. Struktur ini tidak menindas, sebaliknya justru mengadopsi toleransi dan kasih sayang sebagai prinsipnya. Oleh karena itu, Negara Utsmani selalu menghormati nilai-nilai lokal dan selalu menganggap manusia sangat berharga.”


 


Faktor yang membentuk dan memungkinkan implementasi kebijakan toleransi yang efektif ini adalah struktur negara yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Kesetiaan dan kepatuhan pada al-Quran dan as-Sunnah memungkinkan Khilafah Utsmaniyah memerintah dengan penuh kemudahan di Balkan selama hampir 600 tahun. Di dalam Islam, hati manusia ditaklukkan melalui politik (yakni bagaimana urusan-urusan hidup manusia dikelola).


Untuk menghilangkan segala rintangan yang menghalangi penaklukan hati manusia ini, Islam memerintahkan jihad. Dengan demikian tentara Muslim memperoleh kemenangan besar pada Pertempuran Kosovo Pertama pada tahun 1389, Perang Salib Varna pada tahun 1444, Pertempuran Kosovo Kedua pada tahun 1448 dan berbagai kemenangan lain yang tak terhitung melawan tentara salib. Semua ini terukir di dalam ingatan dunia dan memperteguh dominasi Islam atas Balkan. Jihad-jihad inilah yang menghalangi Barat untuk bergegas memberikan bantuan kepada Konstantinopel sekaligus yang membuka jalan bagi pembebasannya. Sampai kapanpun, Kristen Eropa tidak akan pernah melupakan semua kekalahan yang menghancurkan mereka ini. Kekalahan ini mengukir kebencian mendalam di dalam hati dan pikiran kafir Serbia, yang akhirnya menjadi alasan mendasar meletusnya Perang Bosnia dan Pembantaian Srebrenica


Namun, kemerosotan intelektual dan ideologis selama abad ke-17 dan ke-18 menyebabkan kemunduran sistemik dan ketidakstabilan sosial mau pun ekonomi di Khilafah Utsmaniyah. Bersamaan dengan hal tersebut, Pertempuran Wina pada tahun 1683 berakhir dengan kekalahan tentara Utsmani dan menandai titik balik dalam peperangan antara Islam dan tentara Salib. Kekalahan ini mendorong dan membangkitkan musuh-musuh Islam. Hingga pada tahun 1699 Negara Utsmani dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Karlowitz, yang diawali oleh kongres antara Utsmani dan Liga Suci 1684, yakni sebuah koalisi Kekaisaran Romawi Suci, Persemakmuran Polandia-Lithuania, Republik Venesia dan Rusia. Utsmani diharuskan menyerahkan Hongaria kepada Monarki Habsburg. Perjanjian ini dianggap sebagai awal dari periode kemunduran Khilafah Utsmaniyah.


Adapun bagi para tentara Perang Salib, jalan kemenangan semakin terlihat jelas dan terbuka. Kaum Muslim dapat mudah ditaklukkan melalui ide-ide beracun. Oleh karena itu, mereka mengembangkan formula yang sangat sederhana: Menyebarkan nasionalisme di kalangan minoritas Kristen, mendorong pemberontakan melawan Negara Utsmani, kemudian mulai bertindak dan menekan negara Utsmani untuk melakukan reformasi agar pemerintahannya terus memberikan lebih banyak hak terhadap kaum-kaum minoritas. Reformasi ini pertama-tama akan mengarah pada otonomi, dan akhirnya menuju gerakan-gerakan kemerdekaan.


Formula ini berhasil. Sebagai contoh: Masalah-masalah pertanian di Bosnia, yang terjadi karena praktik-praktik pertanian yang tidak tepat dan tidak islami dalam hal hubungan antara tuan tanah dan para petani, adalah salah satu masalah yang memudahkan bersemainya benih-benih nasionalis di antara masyarakat Bosnia. Masalah ini kemudian diselesaikan melalui intervensi Kanunname (keputusan) Khalifah pada tahun 1859. Namun, etnis Serbia yang masih tidak puas dengan kondisi tersebut memimpin sejumlah pemberontakan petani terhadap Khilafah Utsmaniyah. Terutama, Pemberontakan Herzegovina pada tahun 1875 yang sangat termotivasi secara politis dan menyebabkan intervensi kekuatan-kekuatan asing. Berikutnya, dalam Perjanjian Berlin pada tahun 1878, Bosnia dan Herzegovina diserahkan kepada Austria-Hongaria. Meskipun ada perlawanan dari Muslim Bosnia, Austria-Hongaria berhasil memusnahkan Bosnia pada tahun 1878. Dengan demikian pemerintahan Utsmani atas Bosnia-Herzegovina berakhir total. Lalu Bosnia secara resmi dinyatakan sebagai wilayah Austria-Hongaria pada tahun 1908.


Dengan dukungan dari Barat, semakin banyak komunitas non-Muslim di bawah perlindungan Khilafah Utsmani mulai menyulut kerusuhan, menuduh negara melakukan penindasan, perlakuan yang tidak setara, dan mereka menuntut hak-hak yang baru. Akhirnya, pada tahun 1839-1876, Negara Utsmani memperkenalkan reformasi Tanzimat bersamaan dengan beberapa reformasi lainnya. Reformasi-reformasi ini memberikan hak-hak baru kepada warga negara non-Muslim, hak yang setara dengan kaum Muslim, yakni dapat menjadi pejabat pemerintah, mendaftar di sekolah-sekolah militer, membayar pajak yang sama dengan Muslim sekaligus mendapatkan pencabutan jizyah.


Seperti yang direncanakan, setelah berbagai reformasi ini, Barat meningkatkan pergerakan akan kemerdekaan. Akhirnya, pada tahun 1832, Yunani diakui sebagai negara merdeka. Tahun 1859 Moldavia dan Wallachia mendeklarasikan diri sebagai Kepangeranan Rumania yang independen. Setelah Perang Rusia-Turki pada tahun 1877-1878, Perjanjian Berlin mencabik-cabik sebagian besar wilayah Utsmani. Dengan dukungan Rusia, yang bertujuan untuk membentuk Pan-Slavisme di seluruh Balkan, akhirnya Serbia mendeklarasi-kan kemerdekaannya pada tahun 1878, diikuti oleh Bulgaria pada tahun 1908. Pada tahun 1908, terjadi pula pemusnahan Bosnia-Herzegovina melalui Austria-Hongaria yang disahkan pada Perjanjian Berlin. Peperangan Balkan dimulai pada tahun 1912 dan diikuti oleh Konferensi London pada 1921, mengantarkan pada akhir otoritas dan hegemoni Khilafah Islam atas Balkan.


Sejak saat itu, sekali lagi Balkan kembali ke bawah penindasan feodalis sebelum abad ke-14. Sekali lagi Balkan ditundukkan ke dalam perang-perang kepentingan berbagai kekaisaran dan kerajaan. Sejak saat itu, mereka merasakan penindasan di bawah aturan ideologi-ideologi buatan manusia yang rasis, anti-agama, sosialis, komunis dan ideologi-ideologi lainnya yang ada di dalam negara bangsa.  Rakyat Balkan lagi-lagi mengalami perampokan atas negeri mereka, bahasa, agama, kehidupan, kekayaan, juga martabat mereka. Penindasan dan penganiayaan yang dilakukan kaum komunis di Rumania, Yugoslavia, Cekoslowakia dan Bulgaria menimpa orang-orang dari semua agama dan bangsa. Kaum Muslim, juga Yahudi, Kristen dan orang-orang beragama lainnya di Balkan menjadi korban genosida, pengusiran, eksploitasi, penyiksaan dan pemenjaraan di bawah berbagai ideologi.


Setelah melenyapkan hegemoni Islam yang sebelumnya menjadi pemersatu, tidak ada lagi ideologi, rezim, atau organisasi atau institusi internasional lainnya yang mampu memberikan perdamaian, persatuan, solidaritas, perlindungan, keselamatan, pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat Balkan. Pada akhir abad ke-20, Barat membual bahwa dirinya berada di puncak peradaban dan menyatakan diri sebagai penjaga hak asasi manusia juga hak-hak perempuan dan anak-anak serta pelindung kebebasan keyakinan dan agama. Namun, pada saat itu pula salah satu pembantaian yang paling kejam dalam sejarah manusia terjadi. Dilakukan di jantung Eropa.


Benar, kita umat Islam telah mengalami dan terus mengalami semua kekejaman ini. Namun, sebagaimana dinyatakan di awal artikel ini: Sejarah Balkan adalah satu pelajaran utama bagi kita. Kita mendapatkan pelajaran dari berbagai pengalaman. Selain itu kita memiliki wahyu yang dibawa oleh Rasulullah saw. Orang-orang yang berpegang teguh pada wahyu ini akan menikmati kesuksesan sepanjang sejarah.


Islam tidak memaksa siapa pun untuk menjadi Muslim. Islam tidak menganggap siapa pun superior atau inferior berdasarkan ras, etnis atau kekayaannya. Islam memberikan tawaran dan janji yang jelas dan pasti kepada umat manusia: Pertama, Islam memberikan kebahagiaan di dalam kehidupan duniawi bagi setiap manusia yang berlindung di bawah payung sistem Islam. Kedua, Islam menawarkan kebahagiaan hidup duniawi akan menjadi kebahagiaan yang kekal di akhirat dengan memeluk Islam dengan sukarela dan berdasarkan bukti rasional. Semua ini bukan tawaran dan janji dari umat Islam, melainkan janji dari Allah Yang Mahakuasa dan kabar gembira dari Rasul-Nya. Sesungguhnya, Allah SWT tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Kabar gembira dari Rasulullah SAW pun satu-persatu terwujud menjadi kenyataan. 

COMMENTS

 


 Ikuti kami di Google Berita


$type=three$va=0$count=12$cate=0$snippet=hide$rm=0$comment=0$date=hide$author=0

Nama

EKBIS,4391,ENGLISH,1857,FEED,47850,FOKUS,5138,GLOBAL,11643,HIBURAN,2510,HUKUM,5903,IPTEK,4850,NASIONAL,16238,OLAHRAGA,2771,OPINI,1619,POLITIK,5592,PROMOTE,5,RAGAM,10518,RELIGI,906,Z,41806,
ltr
item
Konfrontasi: Albania: Negeri Eropa Timur dimana pemeluk agama Islam dan Kristiani saling bergandengan tangan
Albania: Negeri Eropa Timur dimana pemeluk agama Islam dan Kristiani saling bergandengan tangan
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhzW4slqFWlPjkMQ0DRb4YpziX19bE_WiGxWOc6PtImxaR0vwchnkc75VEToovVrs-YENaiWNZb3Q7FwiEjCDxiTEei9EO-CIywL4a8DkXE_AKjLRtVleK9oJa1M7FiDxBwCLid3agb4HgIcaHI1mWMqY88h_4quHq_FLRIUNGg8RXU_azttbQSMW_dnw
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhzW4slqFWlPjkMQ0DRb4YpziX19bE_WiGxWOc6PtImxaR0vwchnkc75VEToovVrs-YENaiWNZb3Q7FwiEjCDxiTEei9EO-CIywL4a8DkXE_AKjLRtVleK9oJa1M7FiDxBwCLid3agb4HgIcaHI1mWMqY88h_4quHq_FLRIUNGg8RXU_azttbQSMW_dnw=s72-c
Konfrontasi
https://www.konfrontasi.com/2022/11/albania-negeri-tempat-para-pemeluk.html
https://www.konfrontasi.com/
https://www.konfrontasi.com/
https://www.konfrontasi.com/2022/11/albania-negeri-tempat-para-pemeluk.html
true
7622946317735281371
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By HOME PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy