Submitted by redaksi on Jumat, 22 Dec 2017 - 09:58
Oleh: Denny JA
Hampir setiap pagi,
Kala matahari bernyanyi bawa fajar
Ketika burung bernyanyi mengantar hari,
Ibu juga bernyanyi.
Dengan nada, aku diajar membaca.
Dengan musik, aku diajar cinta
Akupun tumbuh
Diasuh oleh melodi.
Aku ikut bernyanyi bersama Ibu.
Ibu bersenandung,
Aku mainkan gitar.
Tapi sejak hari itu,
Matahari tetap bernyanyi,
Burung tetap bernyanyi,
ibu tak lagi bernyanyi.
Gitar teteskan air mata.
Submitted by redaksi on Minggu, 17 Dec 2017 - 01:16
Oleh: Denny JA
Beragama di Zaman Now, di era Google, hanya bisa damai jika kita ikhlas hidup bersama secara rukum dengan aneka keanehan. Ini hukum besinya. Zaman terus berubah. Apa yang dulu dianggap aneh bahkan dilarang hukum, kini menjadi biasa dan dibolehkan oleh hukum.
Ini zaman ketika transgender, mereka yang berganti kelamin, terpilih oleh rakyat menjadi pemimpin di Amerika Serikat. Ini zaman ketika anggota parlemen melamar kekasihnya satu jenis kelamin sesama homoseks di ruang parlemen di Australia.
Submitted by redaksi on Minggu, 10 Dec 2017 - 03:02
Oleh: Denny JA
Mungkinkah suatu ketika Jokowi mendapatkan Nobel Perdamaian atas upayanya ikut mendamaikan Palestina- Israel?
Inilah pertanyaan paling jauh setelah Presiden Amerika Donald Trump membuat “Slap of The Century.” Ia mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Ini sekaligus mengabaikan perjuangan sangat panjang dan melelahkan Palestina. Sejak lama Palestina menginginkan Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina dalam solusi damai dua negara merdeka.
Submitted by redaksi on Sabtu, 9 Dec 2017 - 11:20
Oleh: Denny JA
Jika ada yang memprihatinkan dari Partai Golkar selaku partai paling senior, itu adalah tak muncul tokoh di partai ini yang punya kaliber kelas berat. Lima calon presiden 2019 yang paling sering disebut, misalnya, tak satupun tokoh Golkar.
Submitted by redaksi on Jumat, 8 Dec 2017 - 13:27
Oleh: Denny JA
Di hadapan saham,
Rosa bersimpuh.
Bermuka dengan angka dan grafik,
Berjam jam sudah.
Keheningan menyusup ke lubuk hati.
Rosa terdiam.
Ini keheningan yang sama,
Ketika di masa kecil,
ia duduk di beranda mushola
setelah belajar mengaji.
Ini keheningan yang sama,
Ketika Jaka, kekasih hati melamarnya:
“Kupinang kau menjadi ibu anakku.”
Submitted by redaksi on Rabu, 6 Dec 2017 - 15:05
Oleh: Denny JA
Jika perspektif demokrasi yang digunakan, bagaimana kita menilai gerakan sosial REUNI 212 dan prospek politiknya di Indonesia masa kini? Bahayakah gerakan ini? Akankah ia membesar dan menggulung yang menentangnya? Akankah Indonesia kembali ke Piagam Jakarta?
Untuk menilai secara adil, kita pisahkan dulu REUNI 212 sebagai sebuah gerakan sosial atau forum civil society. Dan REUNI 211 sebagai perjuangan ideologis atau cita cita sosial.
Submitted by redaksi on Selasa, 5 Dec 2017 - 09:43
Oleh: Denny JA
Menyambut desakan People Power gerakan 98 yang memprotes keras Presiden saat itu, Suharto, Madame Albright, menteri luar negeri Amerika Serikat, menyampaikan pidato.
Ujarnya, Presiden Suharto sebaiknya mengambil langkah “act of statesmanship,” untuk mengundurkan diri demi kemajuan negaranya. Act of Statemanship itu semacam langkah kearifan seorang pemimpin yang ingin mendahulukan kepentingan publik.
Submitted by redaksi on Jumat, 24 Nov 2017 - 10:41
Oleh: Denny JA
Rahasia langit,
rahasia hati nurani,
bersembunyi dalam gelap.
Tuhan bersabda:
Lahirlah pemikir!
Lalu segala terang benderang
Malam lalu, Rosa kembali tafakur
Kembali berpulang seorang pemikir
Bumi lebih redup
Satu bintang kembali ke langit
Menyusul delapan bintang lain.
Submitted by redaksi on Kamis, 19 Oct 2017 - 12:37
Oleh: Denny JA
(Tak biasa, hari itu Kamus Besar Bahasa Indonesia, bersidang.
Anggotanya, lebih dari 67 ribu kata,
hadir menunjukkan solidaritas,
rasa persahabatan kepada sesama kata.
Kata “Pribumi” pun curhat.)
Submitted by redaksi on Rabu, 18 Oct 2017 - 22:27
Oleh: Denny JA
Jika hanya sebagai sebuah kata atau terminologi, tak ada yang salah dengan kata “pribumi” ataupun kegiatan kaum pribumi. Ia menjadi sensitif jika kata “pribumi” itu berubah menjadi sebuah kesadaran kolektif mayoritas menyusun perjuangan ekonomi dan politik.
Itulah respon cepat saya terhadap hingar bingar dan hiruk pikuk di ruang publik akibat digunakannya kata pribumi dalam pidato pertama Gubernur DKI terpilih setelah dilantik: Anies Baswedan.
Pages