Mencari Muhammad - Puisi Chavchay Syaifullah

kutabur tabik di pintu kotamu
debu tertabur di padang tandus
angin menaburkan zikir di bukit batu-batu
doa-doa ahli dosa bertaburan
senja sudah khatam di madinah
tapi kamar hotel masih terkunci
orang-orang bergegas
meninggalkan lorong-lorong
azan maghrib masih berkumandang
aku mencarimu
aku dicekik sepi
aku mencari kaidah zaman
tapi cakrawala masih menyembunyikannya
langkah kaki makin lelah
dosa-dosa masih tertata di hati yang ungu
yang makin beku
ya Allah, inikah kota nabiku?
dari sebelah mana ia memanggilku?
dari hotel ke hotel tak kutemukan
dari bukit ke bukit tak kujumpai
aku menggigil
jantungku berdetak
bibirku retak
aku kehilangan arah
ya Allah, inikah masjid nabiku?
di sebelah mana ia terus bersujud
dari mimbar ke rumahnya
dari taman surga yang ia sabdakan
aku masih belum menemukannya
aku menjerit
airmataku sudah terlalu kering
di dalam kotamu, Muhammad
aku makin sadar
dosa-dosaku
ternyata tak lebih sedikit
dari jumlah debu di kotamu
aku tergerus dalam badai ini
Madinah, Saudi Arabia, 2017.
_______________________________
Chavchay Syaifullah merupakan penyair Angkatan 98. Aktif dalam pergerakan Reformasi 98 dan menulis di semua bentuk karya sastra, baik puisi, novel, cerpen, naskah drama, skenario film, lirik lagu, esei, dan jurnalisme sastrawi. Buku antologi puisi tunggalnya: Multatuli Tak Pernah Mati (2000), Pucuk Risau (2010), dan Tepi Renjana (2015). Kini ia menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Banten (DKB) dan Ketua Departemen Seni dan Budaya PARMUSI (Persaudaraan Muslimin Indonesia).
Category:
GULIRKAN KE BAWAH UNTUK MELIHAT ARTIKEL LAINNYA
- Dibaca 2272 kali
Berita Terkait
Berita lainnya
loading...